Little Gift with Huge Impact
(Hadiah kecil yang sangat ternilai)
Little Gift |
Namun setelah selesai acara, hati Direktur masih belum bahagia. Ia bergumam, “Kamu bohong, katanya kalau main ke sini, hati bisa bahagia”.
Dia pun pulang, melangkah ke arah mobilnya dengan lesu. Tetapi baru saja kakinya melangkah ke dekat pintu panti asuhan, tiba-tiba seorang anak perempuan kecil menarik tangannya.
“Om mau pulang ya.”
“Iya,” Jawab sang Direktur sambil tersenyum. “Om, boleh gak Nanda minta sesuatu ke om?” Tanya anak kecil yang bernama Nanda itu. “ Boleh..” Tapi.. saya takut gak boleh sama Om.”
Sang direktur tersenyum. Ia orang kaya, apa yang tidak bisa dibelinya?
Apalagi untuk anak yatim piatu yang manis ini, pastilah permintaanya akan dipenuhi.
“Memangnya Nanda mau minta apa?” Tanya Sang Direktur sambil memegang bahu Nanda.
“Om, Nanda minta. Nanda pengen manggil Ayah ke Om, boleh?”
Sang Direktur kaget.
Tenggorokannya terasa tersumbat. Sebuah permintaan yang tidak pernah diduganya. Ternyata bukan boneka yang diminta Nanda, bukan juga uang, hanya sebuah sebutan “ayah”. Tanpa terasa hatinya bergetar.
“Boleh, Nanda boleh panggil ayah ke Om”
“Makasih.. Ayah. Kapan ayah datang lagi? Nanda boleh minta lagi ke ayah?”
“Boleh, sayang, nanda mau minta apa?”
Dia pun pulang, melangkah ke arah mobilnya dengan lesu. Tetapi baru saja kakinya melangkah ke dekat pintu panti asuhan, tiba-tiba seorang anak perempuan kecil menarik tangannya.
“Om mau pulang ya.”
“Iya,” Jawab sang Direktur sambil tersenyum. “Om, boleh gak Nanda minta sesuatu ke om?” Tanya anak kecil yang bernama Nanda itu. “ Boleh..” Tapi.. saya takut gak boleh sama Om.”
Sang direktur tersenyum. Ia orang kaya, apa yang tidak bisa dibelinya?
Apalagi untuk anak yatim piatu yang manis ini, pastilah permintaanya akan dipenuhi.
“Memangnya Nanda mau minta apa?” Tanya Sang Direktur sambil memegang bahu Nanda.
“Om, Nanda minta. Nanda pengen manggil Ayah ke Om, boleh?”
Sang Direktur kaget.
Tenggorokannya terasa tersumbat. Sebuah permintaan yang tidak pernah diduganya. Ternyata bukan boneka yang diminta Nanda, bukan juga uang, hanya sebuah sebutan “ayah”. Tanpa terasa hatinya bergetar.
“Boleh, Nanda boleh panggil ayah ke Om”
“Makasih.. Ayah. Kapan ayah datang lagi? Nanda boleh minta lagi ke ayah?”
“Boleh, sayang, nanda mau minta apa?”
Nanda minta, kalao ayah datang lagi ke sini, bawa foto ayah ya. Nanda mau simpan di kamar nanda. Jadi kalao nanda kangen sama ayah, nanda bisa liat foto ayah
Sang direktur mengangguk, dengan berlinang air mata Sang direktur memeluk nanda dan berkata,”Besok ayah datang lagi ke sini, akan bawa foto ayah dan ayah akan sering kesini ketemu sama Nanda.
Hati sang direktur sangat bahagia. Ya, ia bahagia sekarang. Ternyata bahagia itu bukan saat kita bisa memiliki segalanya, melainkan saat kita bisa memberi apa yang kita miliki untuk orang lain, meski hanya sebuah ungkapan kasih.
Sudahkah anda pernah mengalaminya?
Sudahkah anda melakukan sesuatu untuk orang lain?
Kalau belum, mengapa anda tidak mencoba untuk melakukannya?
Bergabunglah dengan LEO CLUB MEDAN EMERLARD.
Join us, we serve for others.
Sang direktur mengangguk, dengan berlinang air mata Sang direktur memeluk nanda dan berkata,”Besok ayah datang lagi ke sini, akan bawa foto ayah dan ayah akan sering kesini ketemu sama Nanda.
Hati sang direktur sangat bahagia. Ya, ia bahagia sekarang. Ternyata bahagia itu bukan saat kita bisa memiliki segalanya, melainkan saat kita bisa memberi apa yang kita miliki untuk orang lain, meski hanya sebuah ungkapan kasih.
Sudahkah anda pernah mengalaminya?
Sudahkah anda melakukan sesuatu untuk orang lain?
Kalau belum, mengapa anda tidak mencoba untuk melakukannya?
Bergabunglah dengan LEO CLUB MEDAN EMERLARD.
Join us, we serve for others.
No comments:
Post a Comment